Ini bukan hanya tentang kamu saja, bukan hanya antara kamu dan dia. Ini tentang banyak orang disekitarmu yang sangat menyayangi. Apalagi ibumu.
Saya cukup mengenalmu, lamaaa.. Tentu saja karena kita bersaudara, karena kita sangat dekat. Aku sama sekali tidak pernah membayangkan, kita akan jadi seperti ini. Kamu tentu saja tau, apa yang aku maksudkan. Kamu tau aku sedang bicara mengenai apa, siapa dan bagaimana. Aku tidak ingin menghakimimu dengan cara apapun, karena aku tau- apapun yang kamu lakukan pasti sudah dengan pertimbangan matang- yang tidak hanya semalam atau dua malam saja.
Tiba-tiba saja, kamu menjadi pribadi yang sangat introvet- menutup diri- dengan segala cara. Bahkan untuk sekedar membalas pesan singkatku pun kamu enggan melakukannya. Dan itu bukan seperti kamu. Aku peduli padamu, tidak lebih dari itu. Aku hanya butuh kabarmu karena kamu saudara, bagian dari hidupku. Baik atau buruk yang kamu lakukan, kamu tetap saudaraku. Aku mencintaimu, menyayangimu. Dan mereka pun begitu padamu. Hanya barangkali kita perlu duduk bersama untuk sharing dan menyamakan persepsi saja tentang suatu hal yang membuat kita berantakan.
Bukankah sudah banyak yang terjadi? Sudah banyak yang kita lalui bersama? Masa-masa dimana kita pernah ditempa dengan suatu kesulitan. Bukankah saat itu kita saling berpelukan untuk menghadapinya? Lalu kenapa sekarang kamu pergi? Jika karena kamu marah denganku karena kita tidak sejalan, tentunya kamu tahu bahwa aku pun lebih mengutamakan kebahagiaanmu dalam sudut pandangku.
Pulanglah, karena kami sangat merindukanmu.
Jika kamu masih belum mau pulang maka coba kamu rasakan ini, "pernahkah kamu pikirkan seseorang yang menangis di sela-sela harinya karena menantikanmu pulang?" Kenapa kamu menghukumnya dengan cara seperti itu? Semarah apapun seorang ibu, beliau akan tetap mengkhawatirkan anak-anaknya. "Bagaimana dia? sehatkah? sudah makankah? atau kekurangankah dia?" Dia akan sangat memikirkan itu..
Pulanglah.. Dan peluk dia.. Minta maaflah dan bicarakan dari hati-hati, dia pasti mengerti, dia pasti memahami.
Cinta ibu tidak pernah mati, tidak pernah usang dan tidak pernah berkhianat. Dia hanya menuruti nalurinya sebagai seorang ibu, MELINDUNGI anak-anaknya. Kadang beliau berlebihan, kadang beliau tidak punya alasan pasti untuk melarang, tapi yakinilah beliau tidak pernah menyesatkan. Beliau punya banyak cinta dan tidak akan pernah abis.
Kembalilah, minta maaflah.. Dan jadilah anak manis seperti dulu.